KONSELING INDIVIDU
Dosen : Abdul Syukur, M. Ag
Disusun Oleh :
Nurlita Daeng Ngai / 1341040016
Kelas : BKI B
SEMESTER : III

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN INTAN LAMPUNG
1436 H/ 2014 M
SKRIP WAWANCARA KONSELING
IDENTITAS KLIEN
a. Nama : Mira Handayanii
b. Umur : 19 Tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Status : Mahasiswa
DESKRIPSI MASALAH
Mira adalah seorang mahasiswa yang memiliki masalah mengenai Indeks Prestasi (IP) yang sangat minim. Menurutnya hal ini terjadi karena lingkup persahabatannya yang tidak mendukung dan Miran yang tak beraturan. Ia bingung harus bertindak apa karena tidak mungkin ia menjauhi sahabat-sahabatnya yang sudah lama ia miliki dan tidak mungkin pula ia akan pindah kuliah. Untuk memecahkan masalah ini akhirnya ia memutuskan untuk berkonsultasi dengan konselor Islami yang berada pada lembaga konsultan Mahasiswa Indonesia (LKMI).
WAWANCARA KONSELING
1. TAHAP AWAL
Konseli : (mengetuk pintu) Asallamualaikum bu..
Konselor : Walaikumusalam (sambil berdiri). Mari silahkan masuk (menghampiri konseli sambil menjabat tangan). Silahkan duduk.
Konseli : TerMira Kasih bu..
Konselor : Kalo boleh tahu nama e siapa ? perkenalkan nama ibu Risayana...
Konseli : Nama saya Mira bu..
Konselor : owh.. kalo boleh tahu mba Mira dari mana ?
Konseli : Barusan dari kampus nih bu..
Konselor : Bagaimana dengan kuliahnya hari ini ?
Konseli : Alhamdulillah bu...
Konselor : Apakah mba Mira kesini atas dasar keinginan sendiri?
Konseli : iya bu saya kesini atas dasar keinginan sendiri..
Konselor : Sebelumnya mba Mira sudah pernah datang kesini ?
Konseli : Belum bu..
Konselor : Begini, konseling di lembaga ini adalah suatu layanan yang berusaha untuk membantu mahasiswa yang sedang menghadapi masalah atau sulit mengambil keputusan agar dia mampu untuk memecahkan masalahnya atau agar dia mampu untuk mengambil keputusan yang tepat baginya. Nah apa mba Mira sudah mengerti..?
Konseli : Iya bu...
Konselor : Jadi peran ibu disini sebagai konselor yang berusaha membantu mba Mira untuk menemukan jalan keluar atas masalah yang mba hadapi. Lalu mba sendiri sebagai konseli sebaiknya aktif dalam mengemukakan masalah dan latar belakang masalah serta mengkaji berbagai kemungkinan jalan keluar.
Konseli : Saya akan berusaha aktif dalam konseling ini. Tapi saya tidak ingin kalau masalah saya ini diketahui oleh orang lain bu.
Konselor : Mba Mira jangan khawatir insyaAllah ibu akan menjaga rahasia . Karena didalam beberapa kode etik konseling salah satunya adalah asas kerahasiaan. Jadi jangan ragu untuk mengemukakan masalah mba Mira tanpa perlu takut akan diketahui orang lain.
Konseli : Syukurlah kalau begitu bu..
Konselor : Baiklah di lembaga ini ada 3 konselor yang standby disini mba Mira bisa pilih yang mana. Yang pertama Babu Mardian, S.kons. I dari UIN Syarif berpengalaman 5 tahun , Yang kedua ada Ibu Revita ina, S. Ag dari UNPAD berpengalaman 4 tahun, dan yang ketiga Ibu sendiri Sarjana UIN Lampung yang berpengalaman baru 1 tahun. Silahkan pilih salah satu diantaranya.
Konseli : Saya dengan Ibu saja..
Konselor : Baiklah,, mba Mira menemui ibu ada masalah apa ?
Konseli : Saya punya masalah yang membuat saya bingung harus bertindak apa bu...
Konselor : MasyaAllah... lalu apa masalahnya ?
Konseli : IP saya yang sangat rendah dan pergaulan saya kesehariannya di kampus dan luar kampus juga bu...
Konselor : Terimakasih... lalu apa harapan mba Mira setelah melakukan konseling ini ?
Konseli : IP saya meningkat dan masalah saya dapat teratasi hingga menemukan solusi bu..
Konselor : Begini.. konseling ini membutuhkan waktu tiga kali pertemuan dengan durasi 30 menit, bagaimana mba Mira setuju ?
Konseli : Iya bu.. (sambil menganggukkan kepala)
2. TAHAP EKSPLORASI MASALAH
Konselor : Baiklah, kita mulai konselingnya. Coba ceritaka masalah apa yang sedang mba Mira alami saat ini..?
Konseli : Begini bu..saya punya masalah dengan pergaulan saya yang kaitannya dengan IP saya sangat rendah disemester satu ini bu,,
Konselor : kalo boleh tahu bagaimana kondisi pergaulan mba Mira saat ini ?
Konseli : Saya punya empat teman akrab bu tapi... (menunduk diam)
Konselor : Teruskan Mira... bagaimana ?
Konseli : Saya membencinya bu...
Konselor : MasyaAllah..menurut ibu sebaiknya mba Mira jangan berkata seperti itu.. kenapa mba Mira membencinya ?
Konseli : IP saya rendah gara-gara mereka bu.. sebenernya saya pengen berhenti berteman dengan mereka tapi tidak mungkin karena kami sudah berteman cukup lama dan pasti saya akan dikucilkan.
Konselor : Apakah mba Mira sudah berusaha bejar dengan maksimal ?
Konseli : Sudah bu..tapi belajar saya sering terganggu oleh mereka...
Konselor : kalau boleh tahu.. bagaimana keseharian kalian dalam pergaulan ?
Konseli : kami berempat selalu kemana-mana bareng dan yang kami lakukan sangatlah tidak bermanfaat. Karena sepulang kuliah kami menghabiskan waktu hingga petang hanya main kemana-mana tak jelas, shopping dsb. Bahkan mereka melubuan ibadah (shalat)
Konselor : Mba Mira sudah pernah menegurnya untuk meluruskan pergaulan kalaian ?
Konseli : Sudah si bu.. tapi gak direspon malahan dia mojokin saya kalo berargumen. Saat kami jalan mereka lupa dengan shalat saya sering mengajaknya eh malah saya dibilang sok alim. Memang si bu kalo dibanding dengan mereka saya sendiri yang masih sering shalat, kalo saya puasa sunnah juga dibilang sok alim sering diledekin dsb. Sebenarnya saya juga pengen tetap menjadi teman akrab mereka (memasamkan muka)
Konselor : emm.. Tadi mba Mira bilang ingin berhenti berteman? Kok sekarang ingin tetap menjadi teman akrab ?
Konseli : iya juga sih bu,, sepertinya saya tidak bisa mengubah mindset mereka dan saya ingin mendapatkan IP yang maxsMiral.
Konselor : mba Mira pasti bisa (Memberi penguatan)
Konseli : iya bu..
Konselor : Jadi mba Mira benci pergaulan ini karena banyak dambu negativenya termasuk IP ? (Merespon isi dasar)
Konseli : yaa begitulah bu...
Konselor : Memang terkadang kita membenci teman kita karena perilakunya yang kurang baik. (Memberi nasihat)
Konseli : Tetapi saya sedih bu..
Konselor : mba Mira merasa sedih, kenapa ? (merespon perasaan sedih)
Konseli : Sejujurnya bu.. sebenarnya saya sangat menginginkan pergaulan kami ini meranah pada hal positif dengan merubah mereka menjadi orang-orang yang berperilaku baik.
Konselor : mba Mira bahagia jika teman-teman dapat merupah kesehariannya? (merespon perasaan senang)
Konseli : Ya bu.. apalagi kami sudah berteman cukup lama. Dan saya bingung dengan kondisi ini jika saya menjauhi mereka itu tidaklah mungkin jika pertemanan ini tetap berlangsung IP saya pasti akan selalu rendah.
Konselor : mba Mira kesal karena tngkah mereka yang mengakibatkan IP mba minim ? (Merespon amarah)
Konseli : iya bu saya benar-benar tidak tahu harus bertindak bagaimana ? apalagi kami juga satu kelas.
Konselor : Mba Mira kesal karena keseharian keseharian mereka dan sekarang mba sedih sekelas dengan mereka ? (Merespon terhadap perasaan dan isi yang banyak)
Konseli : betul bu saya jengkel dengan kondisi seperti ini
Konselor : merasa frustasi dengan keadaan ini ? (Merespom terhadap perasaan sulit)
Konseli : iya bu..
Konselor : mba Mira merasa frustasi dan kecewa dengan perilaku mereka tapi Mira tidak tahu harus berbuat apa? Mira coba simpulkan apa masalah Mira sebenarnya? (Minta menyimpulkan)
Konseli : Ya bu.. Saya sedih karena semua ini. Masalah saya bu, saya sangat menginginkan nilai yang maksimal.
3. TAHAP MEMPERSONALISASI
Konselor : mba Mira sedih karena berbagai masalah yang dihadapi hingga menghalangi pencapaian IP yang maksimal ? (mempersonalisasi arti / personalisasi tema umum)
Konseli : Ya bu, saya merasa terganggu karena sering kepikiran masalah ini. Setiap saya mencoba untuk bisa mengerti dan mengubah semua lingkungan agar IP saya bisa maxsMiral disemester yang akan datang.
Konselor : mba Mira sedih karena tidak bisa mendapat IP yang MaxsMiral ? Mempersonalisasi arti (internalisasi pengalaman)
Konseli : Benar bu, beberapa waktu yang lalu saya sudah mencoba untuk menghindar dari mereka tapi malah saya yang tidak punya teman bu..
Konselor : mba Mira merasa tidak nyaman jika tidak punya teman ? (Mempersonalisasi arti/personalisasi implikasi)
Konseli : Ya bu.. saya tidak nyaman dengan kondisi ini. Pertama, saya ingin IP saya maksimal semester ini, dan kedua saya masih bisa tetep berteman dengan mereka yang tidak seperti saat ini akhlaknya.
Konselor : Mira merasa kecewa jika tidak berteman dengan mereka ? (Mempersonalisasi masalah (mengonseptualisasikan kekurangan))
Konseli : Ya bu, saya merasa kecewa.
Konselor : Mira merasa sedih mendapat IP kecil dan jauh dari mereka ? (Mempersonalisasi masalah (menginternalisasikan kekurangan))
Konseli : iya bu ,, saya merasa tidak nyaman karena pergaulan saya yang membuat IP saya sangat rendah.
Konselor : Mira merasa putus asa karena tidak tau harus berbuat apa mengenai kemaksimalan IP dan pergaulan Mira? (Mempersonalisasi masalah (mengongkretkan kekurangan))
Konseli : sebenarnya saya ingin memberitahu teman-teman saya bu agar berubah, tapi saya tidak maksimal. Saya jarang belajar juga bu.
Konselor : Tadi Mira mengatakan ingin memeberitahu teman-teman Mira tapi kok tidak maksimal ? dan menginginkan IP maksimal tapi Mira jarang belajar ? (Mempersonalisasi masalah (mengonfrontasikan kekurangan))
Konseli : iya bu,, saya belum melakukan suatu usaha yang maksimal. Andaikan saya belajar maksimal dan dapat memberitahu mereka dengan maksimal.
Konselor : Mira merasa sedih dan kecewa karena Mira benar-benar ingin melakukan usaha terbaik sebagaimana ditunjukkan oleh kemampuan Mira mengembangkan rencana usaha terbaik dan melaksanakannya ? (Mempersonalisasi tujuan (mengongkretkan aset))
Konseli : iya si bu, tapi apakah saya bisa bu merubah IP menjadi maksimum dan teman saya berubah?
Konselor : Mira tidak yakin bisa berusaha maksimal ? meski Mira telah mengetahui kekuatan-kekuatan Mira untuk mencapainya ? (Mempersonalisasi tujuan (mengonfrontasikan aset))
Konseli : iya sih bu, saya ingin merubah semua kondisi ini. Gara-gara pergaulan saya IP saya menurun bu. Hegh saya jengkel bu !
Konselor : Mira merasa marah dengan diri Mira karena tidak tahu bagaimana cara agar IP tinggi dan teman berubah ? (Mempersonalisasi perasaan (perasaan tentang kekurangan ))
Konseli : bener bu, tapi seharusnya saya tidak tinggal diam dalam menghadapi masalah ini. Saya harus bertindak dan melakukan suatu usaha bagaimana caranya agar IP saya maksimal dan memberitahu mereka untuk berubah.
Konselor : Siip... bagus Mira, Mira merasa tidak sabar ya ... karena ingin segera melakukan suatu usaha bagaimana caranya IP maksimal dan memberitahu mereka agar berubah dengan cara yang maksimal. (Mempersonalisasi perasaan (perasaan tentang tujuan))
Konseli : Ya bu, saya sudah tidak sabar lagi untuk bertindak.
4. TAHAP PENGEMBANGAN INISIATIF
Konselor : Baiklah kalau begitu terlebih dahulu Mira hendaknya dapat menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Dalam merumuskan tujuan ini Mira harus mempertimbangkan siapa saja yang harus dilibatkan dalam upaya mencapai tujuan yang telah Mira tetapkan, apa saja yang akan dilakukan, Nah siapa saja yang terlibat dalam permasalahan ini Mira ? (Menetapkan tujuan (menetapkan komponen-komponen))
Konseli : Sepertinya hanya saya, belajar saya dan rekan-rekan saya bu...
Konselor : Baik, lalu apa yang Mira lakukan untuk menghadapi ketidakmampuan Mira untuk mencapai IP maksimal dan teman-teman bisa berubah ? (Menetapkan tujuan (menetapkan fungsi))
Konseli : saya akan berusaha dengan baik bu....
Konselor : Ya,, itu rencana yang bagus, tapi yang lebih penting adalah bagaimana cara Mira melakukannya. (Menetapkan tujuan (menetapkan proses))
Konseli : nahh,,, itulah bu masalahnya... disamping saya agak rikuh dengan teman-teman juga saya tidak pandai menasihati dengan baik,, dan saya agak malas belajar jika dihadapkan dengan lingkungan seperti ini.
Konselor : Mira kesulitan mengemukakan nasihat karena Mira agak rikuh. Berarti Mira harus menghilangkan rasa rikuh, kedua Mira harus bisa merespon secara kuat dan hindarkan rasa malas belajar karena lingkungan.
Konseli : Untuk menghilangkan rasa rikuh insyaallah saya bisa. Bagaimana caranya bisa merespon dengan kuat dan menghindarkan rasa malas karena lingkungan?
Konselor : Mira dapat merespon secara akurat jika Mira dapat memahami apa yang dikemukakan oleh orang lain, dan Mira dapat mengkomunikasikan pemahaman itu dengan kata atau kalimat yang lembut juga tegas. Bagaimana Mira sudah mengerti?.
Konseli : Lalu bagaimana cara menghindarkan rasa malas belajar karena lingkungan bu ?
Konselor : Sebenarnya dimanapun tempatnya ada hal yang membuat kita malas, tidak nyaman dsb., dalam memperoleh tujuan.. semua bergantung pada sikap kita. Kitalah yang menentukan semuanya bukan lingkungan kita. Banyak orang yang gagal merubah dunia karena ia lupa terhadap dirinya sendiri, maksudnya jika kita menginginkan llingkungan yang nyaman maka ciptakan dahulu pada diri kita yang akan bergerak menuntaskan peradaban dunia. Rasa malas itu ujian kita untuk mencapai tujuan dan hal ini harus bbenar-benar ditanamkan dahulu pada Mira untuk memperoleh IP terbaik dsb., dan bahwasanya semua ujian itu ada jalan keluarnya. Bahkan Allah menjabarkannya di dalam (QS. Al-Baqarah :186)
Ÿw ß#Ïk=s3ムª!$# $²¡øÿtR žwÎ) $ygyèó™ãr
Yang artinya : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Jadi insyaallah Mira bisa.. Bagaimana Mira.. sudah paham ?
Konseli : Ya bu...
Konselor : oyaa,, Mira sudah paham dalam kondisi yang bagaimana nasihat dengan kalimat yang lembut juga tegas kepada temannya disampaikan agar bisa berubah? (Menetapkan tujuan (menetapkan kondisi))
Konseli : Saya akan mencoba membawanya ditempat yang se-enjoy mungkin bu..
Konselor : Siip. Mira juga harus menetapkan standarnya ya.. yaitu dengan banyak merespon yang Mira kemukakan misal tiga atau empat kali. (Menetapkan tujuan (menetapkan standar))
Konseli : Ya akan saya coba untuk dapat melakukannya.
Konselor : Bagus.. Nah sekarang coba rumuskan apa tujuan yang ingin Mira capai setelah konseling ini? (Menetapkan tujuan (mengkomunikasikan tujuan operasional))
Konseli : Baik bu, saya merasa rikuh dengan teman saya untuk memberi nasihat dan tidak tegas dengan itu saya harus merubah mainset mereka dengan cara ketegasan tersebut., ditempat yang seenjoy mungkin. Untuk memperoleh IP yang maksimal seharusnya saya belajar dengan maksimal dan memerangi kemalasan bukan dengan menyalahkan keadaan. Karena semua tergantung pada sikap kita.
Konselor : Bagus sekali, Mira telah merumuskan tujuan untuk mengatasi masalah Mira.
Konseli : Terima kasih bu..
Konselor : kalau boleh tahu, apakah Mira belum pernah mencoba untuk berusaha melakukan apa yang dirumuskan Mira tersebut ? (Mengembangkan program(membantu mengidentifikasi program))
Konseli : belum bu,,, hanya nasihat yang pernah saya lakukan. Namun saya belum bisa menyampaikan dengan tegas karena agak rikuh bu.. Dapatkah Ibu menunjukkan cara lain untuk mengatasi masalah saya yang ini ?
Konselor : Insyaallah bisa.. setelah mendengar cerita Mira, Ibu akan berikan alternatif yang bisa Mira lakukan yaitu Mira bisa melakukan tehnik modelling langsung atau modeling simbolik. Teknik modeling langsung adalah prosedur yang digunakan untuk mengajarkan tingkah laku yang dikehendaki atau yang hendaknya dimiliki oleh konseli melalui contoh langsung dari konselor sendiri, guru, atau teman sebayanya. Sedangkan modeling simbolik adalah modelnya disajikan melalui media tertentu seperti video, slide, rekaman suara.Bagaimana pendapatmu?. (Mengembangkan program (membantu konseli memilih program))
Konseli : Keduanya kelihatan bagus tapi saya masih bingung pilih yang mana..?
Konselor : Baiklah agar Mira dapat memilih teknik yang cocok hendaknya Mira menguji setiap alternative tadi kebaikan dan kerugiaannya baik bagi dirimu maupun orang lain. Untuk itu Mira dapat menggunakan “Lembar Keseimbangan” ini.Silahkan diisi..! (Pengujian alternative program)
Konseli : Ya bu...
Konselor : Coba sekarang kita uji bersama..
Konseli : Menurut saya yang paling penting adalah agar saya dapat bertindak tegas pada teman-teman saya bu.
Konselor : Bagaimana Mira sudah diuji keseimbangannya. Kalau sudah tolong sebutkan kelebihan dan kekurangan tekhnik modeling langsung dan simbolik
Konseli : Iya bu. Modeling langsung keuntungannya saya bisa melihat langsung seseorang memperagakan mengenai cara menyelesaikan masalah untuk kerugiannya saya belum dapatkan bu. Modeling simbolik keuntungannya menurut saya kita bisa melihat orang memperagakan dalam bentuk video dan slide sedangkan kerugiannya bu kita tidak bisa pastikan begitu yang ditampilkan lebih baik kayaknya kalau modeling langsung.
Konselor : Jadi Mira pilih yang mana?
Konseli : Saya pilih modeling langsung bu
Konselor : Ok. Selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah mengatur langkah-langkah program yaitu langkah mana yang akan Mira lakukan lebih dahulu kemudian langkah pengantara dan sub langkah baik sub langkah dari langkah awal maupun sub langkah dari langkah pengantara itu. Langkah mana yang menurut Mira lebih penting dari semua program itu..? (Mengembangkan langkah awal program)
Konseli : Saya pikir yang menjadi langkah awal saya yakni mempelajari teknik modeling langsung bu...
Konselor : Itu adalah langkah awal yang baik, dan mana langkah pengantara Mira yang menjadi jembatan untuk mencapai tujuan? (Mengembangkan langkah pengantara program)
Konselii : Langkah pengantara saya adalah saya akan memperagakan dari teknik modeling langsung
Konselor : Nah sekarang sub langkah apa saja yang Mira akan lakukan? (Mengembangkan sub langkah program)
Konseli : Yang menjadi sub langkah saya yaitu pertama saya mempelajari teknik modeling langsung dengan baik dan kedua tidak putus asa dalam berlatih.
Konselor : Baik sekali, sekarang Mira menetapkan waktu kapan Mira mau menyeleseikan program tersebut? (Merencanakan jadwal (menetapkan waktu penyeleseian))
Konseli : Insyaallah minggu depan bu..
Konselor : Baik, Mira bertekad untuk menyeleseikan program tersebut minggu depan. Selanjutnya kapan Mira akan memulai kegiatan tahap awal? (Menetapkan waktu memulai)
Konseli : Waktu dekat ini bu. Saya tidak ingin menunda lagi bu.
Konselor : Baik sekali, Mira sudah tidak sabar menunggu. Lalu apa yang Mira lakukan pada hari kedua, ketiga dan keempat? (Memonitori rentang waktu)
Konseli : Mulai hari ini saya akan belajar memahami lingkungan dan merubah sikap saya bu, Pada hari kedua saya akan melatih pengucapan yang lembut juga tegas, hari ketiga saya akan memperbanyak latihan, dan hari keempat saya berusaha mempraktekkan.
Konselor : Baiklah, karena sudah tidak sabar untuk melakukan latihan maka kita akan sekarang. Jadi gini tekhnik modeling langsung. Begini kita akan bermain peran sebentar. Ibu ingin Mira berperan sebagai teman-teman Mira. Seperti yang dia lakukan, katakan pada ibu apa yang ia katakan saat Mira menasihati mereka. Ibu akan berperan sebagai sebagai Mira. Ibu akan menasihati awal seperti yang Mira katakan . Ibu akan mengatakan pada teman-teman perasaan sedih Mira. Ok sekarang kita mulai Mira. (Mendeskripsikan rasional dan ringkasan modeling langsung)
Konseli : Ya bu.
Konselor : Kita mulai, konselor : (sebagai Mira yang bertujuan menasihati teman-temannya saat jalan bareng) Teman-teman,, sebaiknya kita sholat dulu sebelum melanjutkan perjalanan,, ini kan udah waktunya dzuhur. Konseli : (sebagai teman-teman Mira dengan suara mencemooh nasihat) apasih kamu sok alim aja !! konselor : (sebagai Mira diam sejenak, kemudian lantas bicara) bukan gitu kawan,, kita ini orang Islam dan kalian tahu kan shalat itu tiangnya agama ? jika tiangnya saja sudah kita robohin bagaimana bisa ranting dan daunnya akan melekat. Jadi kalo sholat kita tidak dijalankan maka amalan lainpun tidak akan mengikuti. Untuk apa hidup senang kalau akhirnya kita harus dibakar di neraka ! kalian mau seperti itu ? bisa jadi IP kita rendah karena aktivitas kita yang seperti ini. ! konseli (sebagai teman Mira) : astagfirllah... yasudah mari kita shalat dulu. bagaimana Mira sudah paham ? (Memberi contoh)
Konseli : Ya bu...
Konselor : Bagaimana tentang pelaksanaan modelling langsung ? Apa Mira mau melakukan sekarang atau kapan ? (Mendiskusikan tentang pelaksanaan modeling langsung)
Konseli : saya sudah paham bu... nanti akan langsung saya praktikan ke temen-temen saya langsung.
Konselor : baiklah, dengan seperti itu apakah benar nantinya temman-teman Mira akan sadar ?
Konseli : iya bu saya yakin insyaallah nanti akan saya coba. Karena sebelumnya saya tidak pernah gunakan cara seperti itu bu..
Konselor : Bagaimana menurut Mira? Dan bagaimana perasaan Mira sekarang ?
Konseli : mantab bu,, saya sangat senang.. J
5. TAHAP TERMINASI
Konselor : Rupanya waktu kita sudah hampir habis (Merujuk keterbatasan waktu)
Konseli : Iya bu...
Konselor : Untuk memanfaatkan waktu, bapak ingin Mira mengungkapkan kembali pokok-pokok hasil pembicaraan kita? (Meminta Konseli Merangkum hasil Pembicaraan)
Konseli : saya harus memahami lingkungan sekitar saya dan berteman dengan kondisi apapun rupanya, agar saya mampu menyikapi dengan baik sehingganya saya tidak tidak kesulitan dalam kefokusan belajar sehingganya IP saya naik dan Saya harus melakukan teknik modeling langsung yang ibu peragakan setiap bersama dengan mereka. Jadi IP mantab saya dan teman-teman berakhlak. Dan yang terpenting lagi saya harus mampu memerangi rasa malas.
Konselor : Bagus rupanya Mira sudah paham. Bagaimana perasaan Mira sekarag ? (Menanyakan perasaan konseli)
Konseli : Alhamdulillah,, saya merasa lega bu,,,
Konselor : Baiklah kalau begitu Ibu akan memberikan tugas pada Mira untuk melakukan setiap kali Mira bersama teman-teman agar tidak mencemooh nasihat Mira. Dan Mira selalu dapat memahami lingkungan yang ada. (Memberikan PR)
Konseli : Ya bu saya akan berusaha...
Konselor : Ibu akan memberikan catatan ibu kepada sebagai pengingat dapat dijadikan control untuk mengetahui kemajuan Mira. (Memberikan catatan)
Konseli : Baik bu,, terima kasih
Konselor : kalau Mira tidak keberatan kita bisa bertemu lagi disini pada hari dan jam yanng yang sama utuk membicarakan pengalaman Mira. (Mengemukakan rencana pertemuan berikutnya dan tindak lanjut)
Konseli : Baiklah kalau begitu saya boleh izin pamit pulang bu ...
Konselor : Baiklah, pertemuan kita cukup sampai disini.. hati-hati dijalan Mira yaa (Melakukan perpisahan berjabat tangan)
Konseli : iyaa bu terimakasi, Assalamualaikum..
Konselor : Walaikumusalam Warahmatullahhi Wabarakatuuh
0 Response to "KONSELING INDIVIDU SCRIP WAWANCARA KONSELING"
Posting Komentar